top of page

Akhirnya Eropa dengan Visa Schengen

  • Gambar penulis: Caecilia Sherina
    Caecilia Sherina
  • 10 Jul 2018
  • 2 menit membaca

Diperbarui: 3 Jan

Lama kuimpikan perjalanan ke Eropa ala backpacker dengan pengalaman yang lebih dari sekadar tur kota cantik. Meskipun beberapa kali kakakku yang tinggal di Jerman sudah mengajak datang, aku masih juga mengulur-ulur waktu, mencari tujuan dan momen terbaik untuk menghampirinya.


Akhirnya kesempatan itu datang juga, aku diterima dalam sebuah program yang pas sekali dengan profesi yang kupuja-puja: keliling Italia, Eropa dengan Visa Schengen sambil bikin film dengan filmmaker seluruh dunia! Meskipun hanya berkutat di Italia, bagiku nggak masalah. Yang penting kaki ini sudah pernah menapakkan dirinya di luar Asia, dan mata ini kembali terbuka akan wawasan dan perspektif baru.



Namun dalam perencanaannya kemudian sedikit berubah. Aku tidak jadi hanya keliling Italia. Keluargaku memutuskan untuk ikut menikmati momen ini, mulai dari Amsterdam, Brussels, Paris, Berlin, hingga akhirnya Roma.


Bagi orang lain, mungkin hanya terlihat seperti, ā€œSeru ya keluarga kamu bisa jalan-jalan ke Eropa.ā€Ā 

Bagiku, perjalanan ini menandai berbagai hal.


Mulai dari persiapan yang ribet, mendadak, dan banyak kesalahan minor, seenggaknya aku bangga, semua ini kupersiapkan tanpa merepotkan banyak pihak. Khususnya bagian buku tabungan, di mana aku benar-benar menggunakan tabungan sendiri, hasil jerih payah bertahun-tahun sejak kuliah hingga sekarang.



Perjalanan ini juga menandai berakhirnya pertikaian antara aku dan keluargaku. Mungkin kedengarannya lucu, tapi aku punya trauma tersendiri berada (terlalu) dekat di antara mereka. Kamu boleh memanggilku aneh atau tolol, terserah. Tapi aku benar-benar mengalami waktu yang sulit untuk hidup berdampingan.


Terlalu banyak hal mengubahku, tapi tak satupun kusesali. Perbedaan ini, justru yang membuat kita semua menjadi lebih kaya. Hanya aku butuh waktu, untuk beradaptasi dan bersikap lebih dewasa.Ā 


Terakhir, perjalanan ini membuktikan bahwa mimpiku tidak mustahil untuk dicapai.


Sebelum keberangkatan, sambil packing, aku membaca kembali buku catatan saat masih SMA dan kuliah. Membaca buku itu membuatku tersenyum.. banyak sekali mimpi yang telah kugapai, mimpi yang bisa kucentang. Aku lega, meskipun membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mengusahakannya, akhirnya berhasil juga.



Comments


Date

Let's connect on my social media!
  • Threads
  • Instagram
  • LinkedIn
  • YouTube
bottom of page