Biaya Bikin Tugas Film di IKJ
- Caecilia Sherina
- 3 Jul 2014
- 4 menit membaca
Berhubung di post sebelumnya gue sudah menjelaskan kalau lo nggak perlu pusingin peralatan, sekarang gue minta lo pusingin budget bikin film!
Pertama kali gue kuliah di FFTV, IKJ, semester 1, gue disuruh bikin film pendek yang tidak mengandung dialog serta camera movement. Gue dan kawan-kawan pun membuat film berjudul Panik, dan kami tidak mengeluarkan uang sepeser pun. Kamera dan tripod-nya pakai punya Tomy. Talent-nya juga anak kelompok sendiri. Terus bikinnya cuma satu hari setelah selesai kelas. Terakhir, ngeditnya di laptop gue dan di-save ke flash disk gue. Film kami dapet nilai A karena sesuai dengan syarat tugas.
Masuk semester 2, kita mulai belajar menghitung budget. Dan, yup, kita yang harus menanggung biaya tersebut. Untuk mata kuliah Praktika Terpadu, kampus memberikan budget, tapi kalau tugas-tugas lainnya, kita yang harus keluar duit sendiri. Nah, biaya apa saja yang perlu diperhatikan? Berikut rincian dan penjelasannya:
Lokasi
Sewa peralatan dan listrik
Konsumsi
Transportasi
Akomodasi
Honor talent dan crew
Packaging
Tidak terduga
Gue akan jelaskan satu-satu di sini. Pertama LOKASI yah. Di beberapa tempat, ketika lo meletakkan tripod, lo bakal dianggap sebagai profesional dan membutuhkan surat izin untuk melakukan kegiatan syuting. Surat izin biasanya menyatakan secara khusus jumlah biaya yang harus dibayar, atau istilahnya sewa lokasi. Tapi ada juga tempat yang lo nggak perlu izin dan bayar, misalnya rumah lo sendiri. :p
Kedua, biaya SEWA PERALATAN DAN LISTRIK. Ketika tugas lo membutuhkan tambahan lighting equipment untuk syuting, lo perlu perhatikan kapasitas tegangan yang bisa dipasok oleh lokasi syuting. Kalau dia nggak kuat, mau nggak mau sewa genset. Peralatan semacam ini bisa disewa di rental atau gratis pinjem dari kampus. Tapi kampus menyewakan peralatan ini hanya untuk tugas tertentu dan minjemnya siapa cepat dia dapat.
Saran gue sih, kalau temen kelompok lo nggak ada yang ngerti caranya menata lampu, sebaiknya nggak usah kecentilan sewa lighting equipment. Apalagi masih semester satu, udah biasa-biasa dulu aja. Nanti ada kok waktunya pakai peralatan lighting yang canggih. Manfaatin apa yang ada dan maksimalin apa yang lo bisa dulu sekarang ini. Soalnya biaya lighting itu mahal dan butuh mobil buat bawa dia doang. Sayang duit kalau cuma gegayaan.

Next, biaya KONSUMSI. Untuk syutingan awal semester, lupain soal konsumsi. Tapi masuk ke semester berikutnya, mulai pertimbangkan. Kasihani kawan-kawan yang bantuin lo syuting, masak udah nggak dibayar, nggak dikasih ma'em juga? Apalagi yang jadi talent. Biasanya sih ada kelompok yang sepakat ngasih konsumsi buat talent doang, sementara kru cari makan sendiri-sendiri. Ini terserah, kebijakan masing-masing. Yang penting saling sepakat aja.
Keempat, biaya TRANSPORTASI. Jangan lupa dipikirin nih, setelah menentukan lokasi syuting, kalian harus itung biaya transportasi dari check point ke sana. Pikirin juga caranya talent ke lokasi syuting. Apakah dia jalan sendiri atau lo jemput? Perlu mobil atau motor saja cukup? Berapa bensinnya? Terus siapa yang bawa peralatan dan property?
Kelima, biaya AKOMODASI. Yang satu ini paling kerasa kalau lo syuting berhari-hari dan lokasi syuting jauh banget. Biasanya sih ini dipusingin pas bikin Tugas Akhir di semester 8.
Keenam, HONOR TALENT DAN CREW. Pada umumnya, kru tidak dibayar karena ini cuma tugas kuliah. Jadi kalau lo bantuin senior tuh sifatnya sukarela semua. Tapi kalau talent, biasanya dibayar. Ini tergantung talent-nya sih. Carilah talent mahasiswa IKJ atau kawan deket lo soalnya mereka lebih rela dibayar pakai konsumsi. Pengalaman gue waktu itu pakai talent dari luar IKJ. Mereka memang punya jejak rekam yang bagus, maka ujung-ujungnya minta ang pao. Auch!

(Bagian ini mungkin sudah tidak relevan di tahun 2024.)
Next, PACKAGING. Ini nih yang paling sering dilupain temen-temen. Jangan lupa setelah syuting, filmnya mesti diedit dan dimasukin ke DVD. Lo perlu pikirin biaya DVD-nya, kotak DVD-nya, sampul kotak, serta sticker DVD. Siap-siap juga kalau DVD-nya error atau sampulnya salah, terus jadi mesti print ulang. LOL. Gue udah berkali-kali mengalami ini.
Biasanya anak-anak pada ngeprint sampul dan sticker di Primagraphia dan beli kotak DVD yang warna hitam itu di warnet Cikini. Menurut gue sih, kalau lo mau jadi editor, mendingan lo beli aja 50 DVD kosong dan 10 kotak DVD hitam di toko elektronik. Jatuhnya lebih murah dan lo bisa jual lagi. Pasti banyak yang mau beli. Terus ngeprint sticker DVD-nya bisa di warnet UI Salemba juga, tapi jelas kualitas nggak sebagus di percetakan besar.
Terakhir, biaya TIDAK TERDUGA. Nah, ini yang tidak terduga biasanya biaya ngebetulin barang yang lo rusak selama syuting, atau pas mendadak dipalak preman, pas kru atau talent lo luka, atau bahkan pas kru lo ngelukain orang lain! Dulu gue pernah nggak sengaja mecahin jam dinding. Akhirnya kami mesti keluar duit buat betulin itu, plus dimarahin habis-habisan sama yang punya. Hiks.
Pada akhirnya gue mau bilang, bikin film yang ideal itu nggak murah. TAPI, lo bisa menekan budget dengan berbagai cara. Misalnya kayak temen gue pakai lokasi syuting rumah dia, kampus dan TIMāwhich were exactly free forever. Terus krunya nggak dikasih makan dan disuruh bawa motor sendiri ke rumah dia. Terus talent-nya sahabat dia dari kecil jadi nggak protes disuruh akting gratis dan nggak dikasih makan juga. Hahaha... Terus alat yang dia pake cuma kamera DSLR dan tripod minjem kawan. Paling dia keluar duit buat apa ya? Buat packaging sama bensin sendiri kayaknya.
So, santai ajalah. Pasti lo bisa mengusahakan segala cara untuk bikin film yang lo mau. Cari ide sekreatif mungkin. Ada temen gue yang sampe bikin lighting equipment sendiri dan itu keren abis. Anyway, jumlah biaya yang harus diperkirakan sebenernya masih ada lagi, cuman... yaudalah ya nanti aja lo masuk FFTV terus belajar deh.






Komentar