5 Rumor Anak IKJ: Fakta Atau Mitos?
- Caecilia Sherina
- 14 Apr 2017
- 3 menit membaca
Mungkin salah satu rumor tentang mahasiswa Institut Kesenian Jakarta di bawah ini pernah kamu dengar dari teman, orang tua, atau bahkan guru di sekolah. Tapi apakah benar? Apakah sungguh segitunya? Aku akan coba jelaskan berdasarkan pengalamanku berkuliah dari 2012-2016 di IKJ.

1. Penampilan semua anak IKJ pasti aneh/nyentrik
Fakta atau mitos? Mitos.
Mari kita luruskan dulu definisi 'aneh'. Kalau bagi kamu berpakaian yang normal ke kampus adalah mengenakan kemeja, celana panjang dan bersepatu kets/flat shoes, well okay, di IKJ kamu akan jarang menemukan mahasiswa berkemeja rapi, apalagi menemukan mahasiswi ber-makeup. Tapi apakah itu aneh?
Kampus kesenian ini memang lebih santai dari kampus-kampus lainnya dalam cara berpakaian. Biasanya penampilan mahasiswa dan mahasiswi layaknya anak pecinta alam (meskipun belum kesampaian naik gunung). Mahasiswa laki-laki biasanya berpakaian kaos, celana robek-robek, celana cargo dengan banyak kantong, sepatu sandal untuk naik gunung, dan atau sepatu gunung beneran. Sementara untuk mahasiswi lebih banyak yang berkaos, celana jeans, dan sepatu kets. Intinya adalah pakaian santai, tertutup secukupnya. Sebenernya style ini bukan untuk naik gunung sih, tapi untuk syuting berhari-hari yang melelahkan.
Untuk jenis pakaian super aneh yang sangat tidak lazim digunakan sehari-hari (seperti baju cosplay,Ā dress untuk party, dll.), akhir-akhir ini hampir tidak ada. Aku sudah nggak pernah lihat lagi. Mungkin belasan tahun yang lalu masih banyak, namun sekarang terhitung jari.
Oh iya, rambut mahasiswa seni biasanya berwarna-warni. Ada yang warna kuning, hijau, ungu, sampai warna pelangi. Tapi aku rasa pewarnaan rambut juga sudah bukan hal baru lagi. Maksudku, tiga orang di kampus kamu atau kampus yang lain juga pasti mewarnai rambutnya (kecuali memang ditentang oleh pihak kampus).
Jadi aku rasa penampilan anak IKJ sudah tidak lagi aneh/nyentrik. Biasa-biasa saja.
2. Anak seni pasti nge-drugs
Fakta atau mitos? Umm... mitos.
Ada yang terbukti pakai dan banyak pula yang tidak (aku nggak loh ya).
Selain itu, pakai atau nggak pakai sebenarnya tidak ada urusannya dengan kuliah kesenian. Kamu tetap bisa menjadi pemakai obat-obatan terlarang meskipun bukan anak seni, dan tidak kuliah di kampus ini.Ā Because drugs are everywhere. Ke manapun kamu pergi, kuliah apapun, dan di manapun, kamu akan selalu dekat/terekspos dengan permasalahanĀ drugs.
Jadi kita tidak bisa menyimpulkan bahwa semua anak seni pasti nge-drugs ya :)
3. Suka sok filosofis
Fakta atau mitos? Fakta.
"Kata temen gue, anak IKJ aneh, suka mempertanyakan hal-hal nggak penting, sampai yang paling mendasar, dan jadi gila ngomong sendiri sama daun," kata seorang teman dari kampus lain padaku.
Waktu itu aku tertawa. Yang ada dalam pikiranku adalah:
Mengapa mempertanyakan hal dasar itu aneh/salah?
Bukankah kita kuliah untuk menjadi kritis?
Aku sendiri sih belum pernah lihat mahasiswa ngobrol sama daun... Tapi aku tahu kadang ada tugas dari dosen yang suka iseng, nyuruh kita aneh-aneh. Bisa jadi dia sedang mengerjakan tugasnya.
But anyway, memahami kesenian memang membutuhkan kita untuk terus bertanya apa, kenapa, dan bagaimana. Mau nggak mau harus belajar filosofi dasar, semiotika, dan pelajaran yang lain untuk membantu pemikiran kritis tersebut. Jadi yup, beberapa mahasiswa seni memang suka sok filosofis, dan kurasa memang harus demikian untuk membuat karya yang berbobot.
4. Kerjanya enak, tidak ada office hour
Fakta atau mitos?
I heard this kind of statement a hundred times, "Kerjaan kamu enak ya, bisa bangun siang."
Orang-orang yang berpikir seperti itu tidak paham apa yang sebenarnya terjadi. Jam kerja anak seni itu bukannya enak, malah nggak jelas, bisa mulai dari pagi, bisa dari siang, sesuai kebutuhan. Tapi yang pasti memakan belasan jam per hari, dan bisa menyita hari Minggu tanpa ragu.
Perlu diketahui bahwa jarang ada kantor seni yang libur di hari Sabtu atau Minggu. Termasuk anak-anak produksi yang harus syuting 25 hari, biasanya libur di hari yang tidak pasti (tidak selalu Minggu, bisa jadi Selasa atau hari lain). Bahkan jam kerja mereka lebih mengerikan lagi, bisa 18-20 jam per hari.
Jadi fakta atau mitos? Mitos.
(Gue malah suka iri sama yang kerja kantoran 8 jam x 5 hari dengan gaji sama atau lebih tinggi. Hiks.)

5. Pekerjaannya pasti seru dan tidak membosankan
Fakta atau mitos? Mitos.
Ini juga salah satu statementĀ ngaco. Yang namanya pekerjaan pasti akan mencapai titik membosankan karena berulang-ulang. Bayangkan seorang desainer kaos, tiap hari ketemu kaos lagi, kaos lagi. Mesti mikir lagi gambar apa, tulis apa. Lama-lama juga pasti jenuh.
Jadi sebenarnya sama saja dengan pekerjaan di bidang lain. Kalau kamu akuntan dan bosan menghitung serta memasukkan angka, sama! Aku juga bosan mengedit video terus, meskipun videonya gonta-ganti. (Makanya sekarang aku lagi break, iseng nulis dulu, padahal harus menyelesaikan beberapa video.)
Tapi pada akhirnya, meskipun kita bosan, kalau BU pasti tetap dikerjakan ^^
ć³ć”ć³ć