Profesi Dalam Departemen Artistik
- Caecilia Sherina
- 31 Jul 2013
- 5 menit membaca
Dalam pembuatan film, umumnya orang cuma tau director, producer, script writer dan director of photography (British bilang sih itu cinematographer). Padahal sebenernya masih ada editor, animator, bahkan anak artistik!
Nah, kali ini gue mau berbagi soal departemen artistik. Kalau produksi film sederhana sih biasanya cuma kenal art director dan asistennya. Tapi mengikuti standard Hollywood, sebenernya posisi anak buah art director juga punya nama dan tugas tersendiri. Yok mare kita bahas!
Semua data gue translate berdasarkan kemampuan gue sendiri, jadi kalau ada kata-kata yang nggak tepat atau aneh, boleh dibaca sendiri versi Bahasa Inggrisnya dari sumber. Gue nggak translate nama profesi ke Bahasa Indonesia soalnya gue nggak tau apa Bahasa Indonesianya. Letās just leave it that way. Sumber buku gue cantumin di akhir post.
Set Designer
SET DESIGNER bertanggung jawab atas design dan pengawasan pembangunan set berdasarkan ide dan masukan dari PRODUCTION DESIGNER.
Dalam skala produksi kecil, pekerjaan SET DESIGNER dapat ditangani oleh ART DIRECTOR atau PRODUCTION DESIGNER.
SET DESIGNER bertugas untuk merencanakan dan menciptakan elevation drawing (gambar yang menunjukkan sisi depan, belakang ataupun samping sebuah set dan ketinggiannya).
Elevation drawing ini digunakan untuk mengkonstruksikan sebuah set, draft blueprint berdasarkan konsep, deskripsi, atau gambar konseptual. Kemudian SET DESIGNER juga mengawasi konstruksi set dan modifikasi apapun yang diperintahkan PRODUCTION DESIGNER atau SUTRADARA.
SET DESIGNER berkolaborasi dengan SUTRADARA dan DOP untuk merencanakan bagaimana set akan ditampilkan dan diambil gambarnya.Ā
Set Decorator
SET DECORATOR bertanggung jawab atas dekor set atau lokasi. Dekor termasuk karpet, benda-benda untuk pencahayaan, furnitur, jendela, gantungan dinding, dan semua detail dari dekorasi ruangan interior.
Dekor harus merefleksikan periode, karakter, dan inti cerita.
Lead Man
LEAD MAN, atau asisten SET DECORATOR menempatkan objek, furnitur, dan elemen dekor yang lain yang dibutuhkan di set.
Swing Gang
Set dressing crew = SWING GANG, dia bekerja di bawah LEAD MAN untuk mencari dan mengumpulkan kebutuhan dekor.
Hair and Makeup
HAIR CREW melakukan riset, menciptakan dan mencocokkan gaya rambut yang pas untuk karakter, cerita, tempat dan waktu agar sesuai dengan point of view SUTRADARA atas ceritanya.
MAKEUP ARTIST harus berada di set untuk mengaplikasikan makeup sebelum shooting setiap harinya dan untuk touch up saat shooting berlangsung.
Construction Coordinator
CONSTRUCTION COORDINATOR bertanggung jawab atas pembentukan set sesuai gambar dan draft dari ART DEPARTMENT, sekaligus mengawasi construction crew.
Konstruksi set berbeda dengan konstruksi konvensional dalam beberapa hal yang jelas.
Set tidak dibuat permanen strukturnya sehingga umumnya dibuat dengan kayu datar yang dilapisi canvas atau papan lagi.Ā
Set dapat menjadi bagian dari struktur yang menciptakan ilusi ruangan yang besar, atau sebagai detail yang menunjukkan ruangan luas di sekitarnya.
Construction Crew
Construction crew terdiri dari banyak pekerja seni:
CARPENTERS: Mayoritas set menggunakan kayu. Maka CARPENTERS yang handal sangat dibutuhkan untuk membangun set dan berfungsi saat shooting ketika masalah berkenaan dengan set terjadi.
PAINTERS: Set harus dicat. Lokasi yang sudah ada biasanya dicat ulang untuk menciptakan objektif design yang lebih baik. Ahli dalam bidang ini paham mengenai bagaimana kamera membaca warna dan tekstur, dan bagaimana lighting mempengaruhi permukaannya. Pemilihan cat berdasarkan hasil yang diinginkan, budget dan masalah estetika. Cat tidak harus permanen.
Property Master
PROPERTY MASTER bertanggung jawab atas objek dan props yang dipegang dan digunakan aktor.
Dia bekerja dengan SET DECORATOR dan PRODUCTION DESIGNER untuk mengidentifikasi semua props yang dibutuhkan dan bertanggung jawab untuk mendapatkannya.
Location Manager
Menarik nih karena biasanya Manajer Lokasi di Indonesia dianggap terpisah dari departemen artistik.
LOCATION MANAGER bertanggung jawab atas lokasi selama pra-produksi dan saat produksi hingga kru selesai menggunakan lokasi, karena ia harus mengurus masalah keamanan property dan peralatan.
Location Scout
Setelah berdiskusi dengan SUTRADARA dan PRODUCTION DESIGNER, LOCATION SCOUT mencari lokasi yang diindikasi di skenario.
Dia mengambil foto dan video untuk ditunjukkan dan dilaporkan kepada PRODUCTION DESIGNER.
Setelah itu, LOCATION SCOUT akan membawa PRODUCTION DESIGNER dan SUTRADARA menuju lokasi.
Begitu lokasi telah dipilih, LOCATION SCOUT harus melakukan perjanjian dengan pemilik atau pengawas lokasi.
Greensman
GREENSMAN bertanggung jawab untuk merawat dan memelihara rumput, bunga, pohon dan tanaman lainnya. Lokasi dapat diubah menjadi landscape yang kreatif dan berurusan dengan continuity serta spesifikasi wilayah.
Buyer
BUYER bertugas untuk membeli furnitur, dekor, baju, props, dan elemen design yang lain.
BUYER harus kenal dengan vendor dan sumber, dan memiliki kemampuan bernegosiasi yang baik.
Scenic Artist
SCENIC ARTIST mencipakan latar bercat, lukisan, simbol, material ilustratif, cover majalah, buku dan mural sesuai cerita.
SCENIC ARTIST dapat melukis di hot spots, bayangan, atau faktor apapun yang berurusan dengan DOP saat produksi.Ā
Pekerjaan scenic juga penting untuk touch up dan menjaga set setiap harinya.
Costume Designer
COSTUME DESIGNER menciptakan dan memilih kostum yang akan dipakai aktor.
COSTUME DESIGNER harus memiliki pengetahuan akan baju secara periodik dan paham akan karakter dalam cerita.Ā
Kostum dapat dipahami, digambarkan, lalu dibuat dari awal berdasarkan karakter tokoh dan aktor yang memainkan peran tersebut.
Production Illustrators
PRODUCTION ILLUSTRATOR melukis atau menggambar konsep dari PRODUCTION DESIGNER atas design set atau design momen dalam film.
Draftsman
DRAFTSMAN membuat gambar teknis yang menjelaskan detail rencana pembangunan set.Ā
Gambar ini harus akurat dan seragam untuk menciptakan skala yang sebenarnya, seperti gambar untuk kebutuhan arsitektural.
Set Dresser
SET DRESSER bekerja di bawah pengawasan SET DECORATOR dan bertanggung jawab dalam peletakan dekor di set.
SET DRESSER yang berpengalaman memiliki latar belakang dalam hal furnishing dan dekorasi, cita rasa style, dan pemahaman design yang bersifat storytelling.
Art DirectorĀ
Dia mengawasi art department crew di lokasi set dan melaporkannya langsung ke PRODUCTION DESIGNER.Ā
Umumnya PRODUCTION DESIGNER tidak berada di lokasi shooting karena meeting dengan kepala departemen yang lain, sementara ART DIRECTOR bekerja bersama shooting crew setiap hari.Ā
ART DIRECTOR, sebagai asisten eksekutif PRODUCTION DESIGNER menerima telepon dan bertanggung jawab akan urusan dengan vendor dan logistik yang mencari material dan membawanya dari dan ke set.Ā
Bila tidak ada PRODUCTION DESIGNER, maka ART DIRECTOR yang bertanggung jawab atas design film tersebut.Ā
Production Designer
Design produksi adalah seni visual dan kerajinan dalam storytelling sinematik. (Look dan style film terbentuk oleh imajinasi, kesenian, dan kolaborasi dari SUTRADARA, DOP, dan PRODUCTION DESIGNER).Ā
PRODUCTION DESIGNER bertanggung jawab meninterpretasikan skenario dan visi SUTRADARA atas film, dan mengartikannya secara visual sehingga aktor dapat mengembangkan karakter dan mempresentasikan ceritanya.Ā
Dalam arti seluruhnya, proses dan aplikasi design produksi membuat pengadeganan dalam metafora visual, palette warna, arsitektural dan periode yang spesifik, lokasi, design dan set itu sendiri.Ā
Ia juga berkoordinasi dengan kostum, makeup dan gaya rambut.Ā
PRODUCTION DESIGNER harus menginterpretasikan dan mentransformasikan cerita, karakter dan tema naratif ke dalam gambar yang mencakup arsitektural, dekor, ruangan, tonalitas dan tekstur.Ā
PRODUCTION DESIGNER menggunakan sketsa, ilustrasi, foto, model dan storyboard produksi untuk merencanakan setiap shot dari detail mikroskopik hingga makroskopik.Ā
PRODUCTION DESIGNER adalah kepala dari ART DEPARTMENT.
Sumber:
LoBrutto, Vincent. The Filmmakerās Guide to Production Design. Chapter 5: The Art Department, pp. 43-56. New York: Allworth Press, 2002.
Tulisan ini dipublikasikan di Blog "Ma Vie est un Film" pada 31 Juli 2013 saat saya masih berusia 19 tahun. Beberapa kata yang kurang tepat / patut telah direvisi secukupnya tanpa menghilangkan keaslian cerita dan pemikiran saya di usia tersebut.








Komentar