Berburu Sepeda & SIM Card
- Caecilia Sherina
- 26 Sep 2024
- 8 menit membaca
Diperbarui: 5 Okt 2024
Mumpung belum sibuk sekolah dan lain-lain, hal-hal pertama yang aku lakukan adalah berburu sepeda bekas dan lekas aktivasi SIM card. Kenapa dua topik ini kugabung dalam satu post? Karena kebetulan keduanya aku urus di hari yang sama, dan keduanya sama-sama susah-susah gampang. Mari kita bahas satu-persatu!
Berburu Sepeda Bekas
Tidak perlu kujelaskan kenapa yang kucari sepeda bekas kan ya? Karena tentu jawabannya seputar masalah finansial. Sepeda baru di Jerman harganya dimulai dari 500⬠dan tentu saja itu sangat out of my budget.
Ada tiga opsi populer untuk mencari sepeda bekas di Jerman:
Mencari di website eBay - KleinAnzeigen, di sini ada banyak pilihan barang bekas (tidak hanya sepeda) dengan user yang relatif bisa dipercaya. Tapi untuk daftar akun membutuhkan nomor HP Jerman.
Mencari di Facebook Marketplace. Hati-hati banyak scam.
Mencari di tempat sampah rumah orang.
Oke, opsi ketiga terdengar konyol, tapi beneran bisa. Pada hari pengambilan sampah, orang-orang akan meletakkan semua sampahnya di depan rumah, dan kamu boleh mengambil sampah itu secara gratis jika memang ada yang kamu suka dan masih layak pakai.


Sayangnya, di kota kecilku yang mirip-mirip desa ini, tidak ada orang yang buang "sampah sepeda" di depan rumahnya, sementara aku sudah urgent membutuhkan sepeda. Jadi aku nggak ambil opsi ketiga.
Awalnya aku browsing-browsing dulu di website KleinAnzeigen itu, dan akhirnya baru menyadari bahwa aku nggak bisa bikin akun tanpa nomor HP Jerman. Padahal aku udah beli SIM card. Sialnya, aktivasi SIM card itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Nanti kujelaskan kenapa. Intinya, aku nggak jadi cari sepeda di KleinAnzeigen dan lanjut ke opsi dua: FB Marketplace.
Nah, karena sepengalamanku di FB ini punya banyak penipu, aku jadi lebih waspada dan melakukan profile checking dulu dong. Jadi saat itu ada 1 sepeda lipat yang aku suka seharga 80⬠tapi jaraknya jauh banget. Dia di kota lain yang sebenarnya kalau naik bus bisa dicapai 30 menit. Tapi kan aku nggak tahu busnya apa, LOL.
Rencananya tuh aku mau mikir-mikir dulu sambil browsing yang lain. Eh, si seller ini proaktif banget nanya mulu, "Jadi nggak? Jadi nggak?" Aku jawab, "Belum, masih mau mikir karena kamu jauh." Terus dia malah tambah semangat, "Aku anterin deh, tapi tambah, jadi 100ā¬."
FYI aja, semua percakapanku di FB ini pakai Google Translator untuk bantu penerjemahan Bahasa Indonesia - Bahasa Jerman. Jadi kebayang kan repotnya copy-paste kata-kata sebelum nge-chat?
Lanjut, si seller semakin agresif, "Gimana? Mau nggak?" ya aku jawab dong, "Aku nggak mau bayar 100ā¬." Orang aku cari murah, kok jadi boncos buat sepeda doang. Pasalnya 100⬠tuh lumayan loh kalau dikonversi ke Rupiah jadi Rp1.715.000,00 berdasarkan nilai tukarku kemarin. Untuk sebuah sepeda lipat yang biasa-biasa saja, nggak penting banget sih ngeluarin duit segitu.
Kukira setelah kujawab nggak mau, percakapan selesai. Eh, ternyata nggak dong, dia malah tambah semangat, "Kamu maunya bayar berapa?"
Bah, aku juga nggak tahu. Tapi karena dia proaktif banget, aku jadi takut jangan-jangan dia penipu. Nipunya kayak apa juga aku nggak tahu, tapi kan namanya takut ya, mencoba waspada sajalah. Jadi sambil chat sama seller ini, aku cerita ke temenku, terus temenku minta lihat profil FBnya biar bisa sama-sama bantu cek.
GOBLOKNYA CECILLL MALAH DIA SHARE PROFIL FB SELLER KE SELLER-NYA SENDIRI. Pakai ada tambahan chat-nya pula, "Orang Romania nih."
Tentu saja si seller kebingungan dong. Dia jadi tanya, "Wie bitte?"
Dan begitu aku sadar ketololanku, mukaku pucat. Tapi juga ngakak. Hadeh, Cecil, Cecil, o'on bener dah. Akhirnya terpaksa kujelaskan baik-baik, bahwa aku minta maaf harus melakukan pengecekan profil. Aku salah kirim pesan, harusnya itu untuk kakakku (bohong sedikit), karena aku takut ini penipuan.
Tak lama kemudian, ia membalas lagi dengan agak emosi.
"Kamu seharusnya tidak share profil FB aku ke orang lain. Dan apa maksudmu penipuan? Aku kan cuma jualan sepeda. Aku sudah lama berjualan di FB dan eBay dan banyak orang puas dengan barang yang aku jual. Kayaknya kamu sebenarnya nggak niat beli deh. Ini terlalu banyak Teater. Semoga beruntung deh. Ciao."
Aku nggak berhenti ngakak di kalimat, "Ini terlalu banyak Teater." Mungkin maksud dia, "Lo drama banget," dan aku akuin, iya aku drama banget. Maap banget. Hahaha...

Akhirnya dia berhenti chat dan aku juga.. yaudahlah sepedanya mahal dan jauh anyway. Nggak apa, aku cari lagi. Kali ini aku semakin hati-hati memilih lokasi dan memastikan harganya memang pas di kantong biar nggak sia-sia chatting sama seller.
Akhirnya ketemu, sebuah sepeda murah, dijual oleh orang Russia (kayaknya). Kebetulan lokasi ketemuannya juga deket banget, bisa jalan kaki. Karena dia bukan orang Jerman, ya aku ajak Bahasa Inggris, "Is it still available?" Tapi terus dijawab, "Ja," pakai Bahasa Jerman. Lah, yaudah kalau gitu Jerman aja.

Percakapan kami rupanya sangat singkat padat, dan lagi-lagi kocak. Aku coba tanya apakah sepedanya masih bagus dan apa boleh ditawar. Ternyata bapake baik, dikasih potongan dari 40⬠jadi 35ā¬. Ya sudahlah, berhubung hari itu aku sudah nggak tahan jalan kaki berkilo-kilo meter, akhirnya aku iyakan saja untuk bertemu (dan tentunya membeli sepeda itu jika memang kondisi baik).

Bertemulah kami di lokasi, dan rupanya kami sama-sama tidak fasih berbahasa Jerman. Jadi tidak ada kata-kata di antara kami. Semuanya pakai bahasa tubuh saja. LOL. Ah uh ah uh dan tunjuk-tunjuk. Untungnya sepeda yang dia jual memang masih bagus, meski sudah tua dan beberapa bahannya mengelupas.
Aku mencoba menggodanya dengan bilang, "DreiĆig?" yang artinya 30, biar harganya digoreng lagi. Terus bapak ini pun tertawa, "Nein, FünfunddreiĆig." Ternyata dia ngotot tetap di harga 35ā¬. Okelah, kukeluarkan uang 50⬠terus muka dia panik karena nggak ada kembalian. Dia berusaha ah uh ah uh, dan sepertinya aku ngerti apa yang wajahnya maksud. Langsung aku buka dompet koin dan kuperlihatkan aku cuma punya 4ā¬. Akhirnya dengan wajah lemas, dia bilang OK, dan aku hanya perlu bayar 54⬠untuk dapat kembalian 20ā¬.
Yay! Mission accomplished!
Catatan: nilai barang bekas di setiap kota bisa berbeda. Kebetulan di desa aku jarang ada yang jual ataupun membuang sepeda bekas. Jadi harganya relatif mahal. Bisa dapat sepeda nggak-perlu-reparasi seharga 34⬠aja tuh (buat aku) udah bagus banget.

Nah, tugas berikutnya begitu kamu berhasil beli sepeda bekas adalah membeli KUNCI yang kuat, karena sepeda itu salah satu yang paling sering dicuri. Apalagi sepeda mahasiswa.
Berhubung aku sudah punya sepeda, aku jadi bisa jalan-jalan ke pusat kota untuk cari toko sepeda. Maka pergilah aku ke toko sepeda dekat IKEA biar bisa sekalian belanja keperluan lain. Di sana aku dapat gembok termurah tanpa kunci seharga 14.99⬠dan itu agak bikin kesel karena aku tahu kalau di Indonesia, aku bisa dapat yang lebih bagus di harga yang sama. Huhuhu...
Rencana berikutnya adalah beli gembok yang lebih berkualitas di Amazon. Barangkali lebih murah. Soalnya di toko tadi, gembok-gembok berkualitas itu harganya 30⬠ke atas. Gila kan? Seharga sepeda bekas!

Sedikit kisah lucu, aku tuh nggak pernah makan di IKEA manapun. Jadi pas banget saat aku di IKEA dalam keadaan capek habis naik sepeda 4,5 km, aku terkejut-kejut melihat pilihan makanan utama dan dessert yang wah nan murah!
Bodohnya, aku tuh nggak tahu kalau minumannya tidak gratis. HAHAHA.. Ya ampun Cecil kenapa tolol banget dah. Jadi dengan pedenya, aku beli makanan terus bayar 9,90⬠terus ngacir lagi ke belakang kassa buat ambil gelas kosong.
Tentu mbak kasir nanya dong dalam Bahasa Jerman. Tapi kan aku nggak tahu dia ngomong apa. Terus aku pede aja, aku bilang, "Wasser," yang artinya air putih. Padahal ujungnya yang aku ambil bukan air putih š¤£
Baru setelah aku duduk dan siap makan, aku baca spanduk di atas mesin minuman dan aku BARU SADAR kalau setiap minuman itu dihargai sekitar 1,75ā¬.
Aktivasi SIM card
Sebagai wawasan dasar, ada 3 perusahaan telekomunikasi terbesar di Jerman, yakni
Telekom: jangkauan luas, tapi harga mahal
Vodafone: jangkauan oke, harga oke
O2: jangkauan kurang oke di pedesaan, harga miring
Lalu, provider apa yang cocok untuk mahasiswa ataupun expat yang baru pindah ke Jerman? Jawabannya saat ini cuma dua:
ALDI Talk (menggunakan jaringan O2)
LIDL Connect (menggunakan jaringan Vodafone)
Sisanya aku kurang tahu dan sepertinya kualitas maupun harga kurang bersaing. Nah, ALDI dan LIDL ini sama-sama nama supermarket besar dan murah di Jerman, sama-sama mengeluarkan SIM card yang ramah bagi warga negara asing, dan sama-sama murah. Jadi kamu bebas deh pilih yang mana. Kebetulan yang paling dekat rumahku adalah supermarket LIDL, jadi aku belinya itu.
Berikut tahapan memiliki SIM card baru di Jerman:
Beli dulu Starter Pack SIM Card (fisik) di supermarket pilihan. Harganya 10ā¬.
Sebenarnya nggak penting memasukkan SIM card yang belum aktif ke dalam HP. Yang lebih penting itu aktivasi dulu. Gunakan laptop untuk aktivasi lebih mudah.
Berhubung aku pakai LIDL, maka kamu perlu aktivasi di www.LIDL-connect.de
Tekan tombol SIM-KARTE FREISCHALTEN.
Isi data berdasarkan kartu SIM yang sudah kamu beli. (Di website ini diberikan panduan juga kok, tapi dalam Bahasa Jerman. Tapi setiap browser harusnya tinggal klik kanan untuk translate sih, seharusnya bahasa tidak jadi kendala.)
Kamu akan diminta memilih paket data. Kalau aku sih pilih paket M seharga 13,99ā¬.
Lanjut isi data pribadi sesuai paspor, dan isi alamat yang bisa dibuktikan. Saranku sih pakai alamat Jermanmu saja dan dibuktikan nanti dengan WohnungsgeberbestƤtigung.
Pilih opsi verifikasi melalui kantor pos. (Sebetulnya ada opsi online melalui video call, cuman biasanya gagal karena paspor Indonesia itu halaman tanda tangan dan halaman alamatnya terpisah, jadi bikin runyam saat verifikasi online. Daripada nanti emosi, mending effort sedikit deh jalan kaki ke kantor pos, cepet kok prosesnya.)
Halaman berikutnya mengenai pengisian pulsa (aufladen). Kamu bisa pakai kartu kredit Indonesia atau kartu debit Jerman. Bebas. Saranku, pengisian pulsa pertama sesuai dengan harga paket. Karena aku pilih paket M, jadi aku isi pulsa 15ā¬.
Setelah itu download voucher / coupon untuk dibawa ke Kantor Pos.
Install aplikasi POSTIDENT di HP, dan scan QR code yang ada di voucher tadi. Habis itu kamu akan mendapatkan QR code yang perlu kamu bawa ke kantor pos untuk mereka yang scan.
Masukkan SIM card ke dalam HP dan masukkan kode PIN (yang tertulis di SIM card).
Pergi ke kantor pos terdekat.
Sampai di kantor pos, langsung bilang aja ke mas-masnya kalau kamu mau aktivasi SIM card. Kasih lihat QR code di aplikasi POSTIDENT biar masnya bisa pindai.
Dia akan minta paspormu untuk verifikasi. Terus dia pasti bingung, "Kok di belakangnya nggak ada lembar tanda tangan?" Nggak apa, bantu jelasin aja kalau negara kita kocak, dan tunjukkan lembar TTD yang baru di paspor.
Habis itu dia bakal tanya lagi perkara alamat karena nggak tertulis di paspor. Nah, jangan lupa bawa WohnungsgeberbestƤtigung atau bukti apapun yang valid dan sama dengan alamat yang tadi kamu daftarkan di website LIDL. Mereka nggak apa-apain dokumen ini kok, cuma dibaca aja terus ngangguk-ngangguk.
Passt atau selesai!
Catatan: percakapan di kantor pos tentu menggunakan Bahasa Jerman. Tapi kamu hanya butuh level A2 untuk memahami yang dia bicarakan. Ini tidak sesulit yang kamu bayangkan. Jadi jangan khawatir.
Berikut adalah contoh jika kamu maksa verifikasi online pakai video call dan gagal. Aku udah coba 3 kali sampai emosi dan tetap menerima pesan seperti di bawah ini. Aku bahkan email ke LIDL dan dapat balasan yang menyebalkan, "Bisa kok. Kalau nggak bisa, Ke kantor pos aja." Dan FYI aja kalau mau ganti opsi online ke offline tuh harus isi data lagi di website dari awal! Jadi belajar dari pengalamanku, kalau mau cepet, langsung ambil opsi offline ke kantor pos aja.

Setelah selesai verifikasi di kantor pos, tunggu beberapa menit atau jam, maka kamu akan mendapatkan notifikasi SMS dan email yang kurang lebih menyatakan bahwa verifikasi sedang diproses. Tunggu beberapa menit atau jam lagi dan SIM card siap dipakai.
Dalam kasusku, aku verifikasi jam 11 pagi dan SMSnya masuk jam 12.30 siang. Jika kamu sudah top-up (isi pulsa) sesuai harga paket data, maka paket data kamu akan segera aktif dan bisa dipakai. Jika kamu belum isi pulsa, maka SIM card kamu hanya aktif saja tapi belum bisa dipakai berkomunikasi.
Akhirnya Aku Siap Menjelajah Jerman!
Sepeda dan SIM card sudah di tangan, aku merasa lebih leluasa berkeliling Jerman. Tttetete..ttapi ternyata tubuhku yang sudah lapuk ini belum kuat. Jalan kaki 3km + sepeda 12km lumayan membuat napasku megap-megap dan pahaku nyut-nyutan.
But look at the view!
Err... sungainya butek sih. Tapi lumayan vibe-nya adem asri gitu kayak di Lembang.

Sungai Danube

Aku tidak bisa berhenti membayangkan betapa bahagianya aku jika bisa membawa anjingku, Gin Tonic ke sini. Dia pasti happy lari-lari di lapangan luas. Atau bisa juga piknik sambil baca buku seperti di film-film Barat. Duh, tidak sabar!
Cuaca pagi ini sebenarnya dingin sekali 9°C disertai angin, sehingga terasa seperti 7°C. Tapi lama-kelamaan setelah matahari muncul dan aku menempuh berkilo-kilo meter perjalanan, cuaca semakin hangat dan aku keringetan, jadi lepas jaket tebal.

Kebodohan apa lagi yang akan aku lakukan minggu depan?
Tunggu kisahku berikutnya. š








Komentar