AFS Workshop (Part I)
- Caecilia Sherina
- 13 Feb 2014
- 3 menit membaca
Acara workshop ini sinting (in a good way) sebetulnya.
Hari pertama kami berkumpul di @America, Pacific Place jam 11:30 siang dan rupanya ada 5 universitas dari Jakarta yang terlibat, yakni IKJ, SAE, SSR, Binus dan UPH.

Setelah pidato pembuka oleh beberapa orang penting yang berwenang atas acara ini, workshop pun dimulai dengan presentasi dari Richard Pearce dan Freida Mock, dan sebuah pemutaran film dokumenter berjudul "G-Dog". Gue excited sekali tentunya. Gue dan kawan-kawan sudah memperkirakan bahwa kami akan membuat film dokumenter, jadi gue bawa laptop dan temen-temen lain bawa kamera buat jaga-jaga.
Rupanya, perkiraan kami memang benar tapi sedikit meleset.
Kami kira tim berdasarkan universitas, tapi ternyata nggak! Kami diacak dan 1 tim bisa terdiri dari 4 universitas. Kelompok gue sendiri terdiri dari anak IKJ, Binus dan SSR. Kita disuruh bikin 1 film dalam 1 hari dengan syarat:
berdurasi maksimal 3 menit,
cerita bebas,
lokasi hanya di sekitar Blok M,
durasi syuting hanya 2 jam,
dan film harus selesai besok pagi karena akan ditonton dan diskusi bersama.
Sinting kan? Kita had no idea mau bikin cerita apa. Akhirnya kelompok gue memutuskan untuk membuat cerita.. nanti saat tiba di lokasi. Kita buru-buru ngacir dari Pacific Place ke Blok M. Sesampainya di sana, the nightmare begin! Kita tetap tidak punya ide mau bikin apa.
Sutradara gue mengajukan ide membuat film tentang anak jalanan. Itu adalah awal yang bagus, pertanyaan berikutnya adalah, "Ada apa dengan anak jalanan? Apa yang mau kita bahas?"
Sutradara gue jawab, "Kita tanyain cita-cita mereka apa."
Oke, misalnya kita sudah syuting dan memiliki footage anak jalanan mengutarakan cita-citanya, terus kenapa? Kenapa penonton harus tau cita-cita mereka? Apa "cerita"-nya?
Sutradara gue nggak bisa jawab, dan waktu terus berjalan.
DP (Director of Photography) gue sempet cekcok dengan sang sutradara karena ide sutradara gue belum berbentuk cerita, belum ada konfliknya. DP gue juga nggak suka berurusan dengan anak kecilāapalagi anak jalananākarena mereka itu suka susah diatur. Ketika lo wawancara, belum tentu mereka mau jawab sesuai pertanyaan. Akhirnya terjadilah cekcok ringan antara sutradara dan si DP. Yang menang? Pak Sutradara. Karena kita nggak punya alternatif ide dan waktu untuk kelamaan mikir.
Setelah 2 jam berlalu, kami kembali ke @America untuk preview stock shot ke Richard. Di saat presentasi ini, DP dan sutradara gue tried their best to explain what the movie were going to be and bullshitting about the shots. LOL. Itu kocak banget ketika they looked very cool dan Richard manggut-manggut padahal mereka berdua cuma sepak-sepik. Well, at least they were far better than me yang diem aja.
Setelah selesai presentasi, semua kelompok pada ngumpul bareng buat ngedit. Sialnya, kelompok gue cabut semua, ninggalin gue. Ya sudah kalau begitu, saya juga pamit pulang untuk kerjain tugasnya di rumah TT_TT

Gue, Kak Agni, Luthfi dan Juju sudah sepakat untuk menginap di hotel malam itu karena rumah kami jauh semua sementara besok harus pagi-pagi ke US Embassy. Akhirnya kita nginep di "Wow! Hotel", Mangga Besar ditemani kebisingan night club dan karaoke di seberang hotel. Dahsyat berisiknya sampai pagi. Oh, anyway hotel ini gratis karena kami dapat dana dari kampus untuk biaya transport (yang kami alihkan jadi biaya akomodasi).
Mungkin gue harus akui bahwa...
Malam itu adalah malam yang paling stressful buat gue. I had no idea about that movie. I had no idea mau disusun kayak apa footage yang sangat random itu.Stock shot gue cuma ada 4 anak kecil sebutin cita-citanya dengan kualitas suara terrible, lalu shot taman, air mancur, jalanan, simbol lalu lintas, dan bapak-bapak... Ditambah lagi jam sudah menunjukkan pukul 11 malam dan gue sudah sangat lelah. Sialan banget ya gue mesti kerja dari pra-produksi sampai pasca-produksi. Gue ngantuk, lelah dan bingung. Gue mulai frustasi.
Akhirnya gue ngobrol sama Juju, "Ju, gue mulai dari shot yang mana ya?" Juju asal jawab, "Itu aja." dan pikiran gue tiba-tiba CLING! terinspirasi oleh telunjuk Juju, gue langsung mulai assembly. Kira-kira 2 jam lamanya gue otak-atik susunan film itu. Setelah selesai rough cut, baru gue fokus benerin suara, warna dan menambahkan judul serta credit title. HOPLA! Film gue pun selesai jam 3 pagi. Gue langsung export dan tinggal tidur. Bodo amat kalau ada salah, toh bukan lomba juga. Capek banget gue ngerjainnya.

Jam 5 pagi, renderan selesai, gue copy ke flash disk, matiin laptop dan tidur lagi.
Jam 7 pagi, Kak Agni bangunin gue nyuruh gue mandi.
Jam 8 pagi, jalan ke US Embassy.
Jam 9 pagi, nonton film "Inocente" sembari menunggu peserta lain yang belum datang.
Jam 10 pagi, 3 kelompok masih sibuk ngerender film mereka, sementara kelompok gue dan Juju udah standby buat diputer. Hehe...
Bersambung ke post berikutnya!








Komentar