Hari Pertama Mengajarkan Ekskul Filmmaking
- Caecilia Sherina
- 24 Agu 2013
- 3 menit membaca
Hari ini adalah hari pertama gue mengajar. Gue deg-degan? Sudah jelas.
Selama liburan ini gue nggak pernah bangun pagi, alhasil gue hampir ketiduran lagi. Emang bangun itu berat banget ya apalagi jam 6-an, jam-jam kasur empuk, udara sejuk. Tapi berhubung gue nggak mau dapet bad impression, oke gue bangun! Jam 7 pagi langsung cabut jalan kaki ke sekolah SMPK Sang Timur Karang Tengah.
Di sekolah ini gue akan mengajar ekstrakurikuler Filmmaking.

Kenapa sih namanya Filmmaking (instead of Cinematography)?
Ya karena sinematografi itu adalah salah satu pelajaran di dalam membuat film. Jadi kalau lu dengar ada pelajaran sinematografi, itu bisa jadi pelajaran tentang kamera dan gambar bergerak, atau pelajaran membuat film (yang sebetulnya nggak terlalu tepat). Film itu sendiri terlalu luas cakupannya kalau hanya belajar sinematografi. Jadi atas pertimbangan yang di atas, gue namain ekskulnya begini.

Pagi ini gue ditemani Tika, temen kecil gua. Ternyata dia kuliah broadcasting di Jogjakarta. Jadi cocok. Tika cuma bakal bantuin gue 2 pertemuan, sisanya gue bakal sendirian. Kita berdua sama-sama gugup. Terus Tika bilang, "Kata cowok gue, anggep aja lagi ngajar sekolah minggu."
Gue ngakak dengernya. Loh, sekolah minggu kan ngajarin nyanyi-doa-gambar ke anak SD, lah ini kita ngajarin materi yang cukup berat ya ke anak SMP. Gimana mau disamain?
Akhirnya jam 8 tepat, projector udah nyala, laptop siap, gue buka kelas hari itu dengan gugup setengah mampus. Aduh, muridnya banyak banget! 30 orang! Udah gue komat-kamit soal nama-asal usul sama penjelasan kegiatan ekskulnya, si Tika bisikin gue, "Rin, lo lupa doa pagi."
ADUH!
Hahaha ini nih sulitnya ngajar di sekolah yang berbasis agama. Jadi ada tata krama tersendiri untuk mengawali pagi. Yaudah gue pun minta maaf ke semua anak dan minta mereka pimpin doa pagi. Terus materi pun dilanjutin Tika yang mau sharing soal pengalaman bikin film dan cari ide.

Buat gue mengajar itu seru banget. Gue emang seneng berbagi pengalaman. Jadi waktu ada yang bertanya (setelah dipaksa) dan ada yang berkomentar, itu rasanya gue bahagia banget. Anak murid gua lucu-lucu, ada yang banyak gaya, ada yang gugup banget, ada yang suka ngelucu, ada yang udah pinter, dan ada juga yang pendiem.
Gue sempet minta mereka mengkritik tugas kuliah gue kemarin yang judulnya, "Panik", dan tanggapannya menarik.
"Kameranya pas gambar jam goyang-goyang."
"Mungkin kalau ada narasi lebih menarik."
"Itu kawat atau benang, Kak?"
Terus waktu diminta bikin kelompok, gue seneng semuanya kooperatif dan mau dicampur. Awalnya emang mereka ragu, tapi abis itu mereka sendiri yang minta, "Campur aja deh, Kak." Jadi dalam 1 kelompok bisa ada kelas 7 atau kelas 8. Semuanya jadi kenalan dan mulai menentukan lo jadi siapa, gue jadi siapa? Terus pas udah boleh pulang, ada anak cowok nanya ke gue, "Kak, kapan kita mulai bikin filmnya?"
AHAHAHAHA...
Sebenernya gue ngakak parah dalam hati. Yaela ni anak kaga sabaran bener. Belum juga diajarin cara bikin konsep cerita, udah nggak tahan aja mau bikin pelem! Overall, gue dan Tika bahagia. Itu semua fotonya pake kamera Tika.
Untung gue dibantuin si Tika, kalo kaga ribet banget. Suara gue kalah kalau mereka mulai asyik mengobrol. It was seriously a challenge for me.

Kabarnya sih peminat ekskul ini banyak sekali, tapi mereka bakal ikut kalau mereka gagal ikut seleksi ekskul yang lain. Jadi... jumlahnya nggak 30 orang deh ke depannya. Wih!
Oh dan just FYI, gue nggak tahu dibayar berapa buat ngajar. Nggak bikin perjanjian tertulis apapun sama kepala sekolahnya. Gue kayak volunteer aja gitu. Pengen mempercantik portfolio aja sama pengalaman pribadi. Mungkin lo juga bisa memulainya di sekolah lama lo?
Tulisan ini awalnya dipublikasikan di Blog "Ma Vie est un Film" pada 24 Agustus 2013 saat saya masih berusia 19 tahun. Beberapa kata yang kurang tepat / patut telah direvisi secukupnya tanpa menghilangkan keaslian cerita dan pemikiran saya di usia tersebut.
Terima kasih sebanyak-banyaknya saya ucapkan pada Bpk. Heri, Kepala Sekolah SMPK Sang Timur Karang Tengah dan guru-guru lainnya yang berkenan membukakan saya kesempatan untuk mengajar pada tahun itu, meskipun saya nihil pengalaman. It was an unforgettable experience until today.








Komentar