top of page

Tante Jasthi, Mentor Sekaligus Ibu Angkatku

  • Gambar penulis: Caecilia Sherina
    Caecilia Sherina
  • 5 Okt 2016
  • 4 menit membaca

Seminggu ini gue sibuk ngurusin sebuah project dari sebuah company yang baru dirintis. Bersama dengan salah satu pegawainya, sebut saja Afgan, malam-malam (setelah ngantor) gue pun dihiasi dengan pekerjaan tiada henti.


Tiba-tiba, si Afgan WhatsApp, "Cilll, Tante Jasthi minta foto KTP kamu."

Hmm... Buat apa? Aku mulai bertanya-tanya.


Tante Jasthi adalah salah satu pemimpin dalam perusahaan yang tadi aku sebutkan. Aku kenal kedua putrinya, dan Beliau memang sudah sering hire aku untuk mengerjakan project-project video. Tapi, tetap saja... Buat apa dia minta KTP aku? Dan kenapa harus melalui Afgan? Kan si Tante bisa WhatsApp aku sendiri?


Tapi aku nggak pakai tanya lagi ke Afgan. Kupikir mereka nggak bakal melakukan hal aneh-aneh juga ke aku. Jadi kujawab saja iya, lalu aku kirimkan scan KTP aku lewat WhatsApp ke tante.


Malamnya, Tante baru balas aku, "Tante punya surprise buat kamu loh. Semoga kamu suka."


KAGET.

INI APAAN TIBA-TIBA ADA SURPRISE PAKAI KTP...


Aku coba nebak-nebak segala hal yang berhubungan dengan KTP. Tebakan pertamaku adalah kontrakan, soalnya dari kemaren aku sempat curhat sedang mencari kontrakan murah. Tapi ternyata tebakanku salah. Terus aku mikir, mungkin si tante butuh alamat rumahku yang lengkap untuk mengirim sepaket buku film?


"Nggak, nggak. Yang pasti nggak bikin kamu ribet dan capek. Deg-degan Tante excited banget pengen cepet besok kasih ke kamu," katanya dalam chatting.


Akhirnya aku pasrah saja. Aku janji berkunjung ke rumahnya besok setelah pulang kantor.


***


Rabu, Oktober 5, 2016, jam 7 malam aku sampai di rumah beliau, tapi ternyata Tante Jasthi masih di jalan dari kantornya. Aku jadi mampir dulu ke Indomaret beli kopi biar nggak ketahuan lagi ngantuk.


Jam 7.30 kami bertemu, dan Tante langsung tersenyum lebar, "Kita tunggu Afgan ke sini ya. Dia juga pengen lihat hadiah kamu."


Mencurigakan. Apa yang sebenarnya direncanakan tante dan Afgan? Akhirnya selama satu jam, kami membicarakan pekerjaan, kehidupan, dan anak-anaknya yang sedang studi di Belanda. Afgan masih terjebak macet.


"Aduh, udah deh, tante udah nggak sabar lagi. Tante keluarin sekarang aja," ujarnya seraya masuk ke kamar tidur yang gelap dengan jendela besar. Dari ruang tamu, aku bisa melihatnya mengambil sebuah kardus besar di kamar. Aku pun menghampiri beliau untuk membantu mengangkat.


Saat aku bisa melihat tante dan hadiah itu dari dekat, aku terkejut.


Ada tulisan INFINITE, logo APPLE, dan sebongkah kardus besar.


Defak, jangan-jangan ini laptop? Jangan-jangan ini benda lain tapi sok-sokan dibungkus paperbag Apple? Jangan-jangan ini...


"Tan, ini apa?" tanyaku dengan suara bergetar.

"Buka, Sil, ayo buka sendiri."


Aku lepaskan paperbag-nya, lalu kubuka kardus cokelat itu dan aku lihat kardus lagi di dalamnya berwarna putih. Hmm... Dalam pikiranku, instead of being happy, aku sebenarnya khawatir banget. Aku takut hadiah yang ada di dalamnya betul-betul sebuah laptop.


Bukannya aku nggak suka dikasih laptop, masalahnya, aku nggak suka harus menerima ini dari seseorang yang aku respect banget. Kita nggak ada hubungan darah, akrab-banget juga nggak. Jujur, aku takut nggak bisa membalas kebaikan Tante Jasthi dengan baik.


Aku coba tarik kardus di dalamnya, dan kaget. Isinya betul-betul sebuah laptop. Macbook Pro 13", bukan barang murah. Aku memang sudah rencana mau beli, tapi belum terbeli karena harganya yang super. Tiba-tiba benda ini sudah ada di hadapanku. Aku syok.


Aku nggak tahu harus senang, peluk si tante, atau menangis, atau harus bagaimana. Aku diem aja sampai si tante jadi bingung, "Sil, kamu suka nggak hadiahnya?"


Kepalaku pusing memikirkan bagaimana caranya membalas hadiah itu. Aku terdiam lama sekali, dan baru bisa berkata-kata.


"Tan, ini terlalu besar. Saya nggak pantas menerimanya," jawabku lirih.


"Nggak apa, Sil. Nggak usah jadi beban ya. Tante juga nyekolahin pegawai tante kok. Dia butuh komputer juga tante beliin. Asal tujuannya baik, biar maju, tante nggak apa-apa. Kamu nggak usah mikirin cara balasnya yah, yang penting kamu bisa kerja. Seenggaknya, kamu nggak usah pusingin laptopmu yang audionya rusak itu lagi. Hahaha..."


Aku tersentuh.


But at the same time, aku nggak bisa menunjukkan betapa bersyukurnya aku dikasih laptop baru. Aku diam dan bingung. Aku nggak pernah dikasih hadiah sebesar ini. INI BESAR BANGET dan aku nggak bisa berhenti memikirkan cara membalas kebaikan si tante.


Akhirnya aku nangis, sambil berusaha tersenyum dan tertawa. Nggak ngerti lagi harus nunjukin ekspresi apa. Aku takut tante ngira aku nggak suka hadiahnya. Aku coba bikin ekspresi yang baik, ekspresi orang bahagia dan bersyukur. Maybe I looked fake. Aku memang paling bingung soal berekspresi.


Aku sendiri tidak tahu apa yang harus aku rasakan saat itu.


Aku minta izin untuk memeluk si tante, karena aku juga nggak terbiasa peluk-peluk orang, apalagi mamanya orang lain. Terus Afgan pun datang, tersenyum, dan ngajarin aku caranya pakai Macbook Pro yang sudah diberi nama Caecilia Sherina.


Hari itu adalah turning point baru dalam hidupku.


Aku ucapkan terima kasihku yang paling besar untuk Tante Jasthi, ibu bagi semua orang dan inspirasiku. Beliau adalah orang yang membuatku penuh harapan menggapai impian, mengajarkanku caranya menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab, dan mengajarkanku bentuk kebaikan tanpa pamrih.


Terima kasih, Tante Jasthi.


ree

Terima kasih pula untuk Nateng yang dulu mengenalkanku pada tante, dan mengajakku bekerja bersama sebagai partner. Tanpa Nateng, mungkin aku masih terperangkap dalam dunia fantasi dengan email norak super panjang. Nateng berjasa besar dalam perkembangan image diriku.


Terima kasih, Teng.


Kemudian kuucapkan terima kasih pula kepada Afgan dan anak-anak Tante, Dhanya serta Radhya. Buatku, mereka memiliki ibu yang mengagumkan.


Terima kasih atas hadiahnya. :")


*Sejak hari itu, hubungan kami semakin dekat layaknya ibu dan anak. Di kemudian hari, beliau akan membantuku menciptakan proyek yang jauh lebih besar lagi.

Komentar


Date

Let's connect on my social media!
  • Threads
  • Instagram
  • LinkedIn
  • YouTube
bottom of page